I CARE
I will always CARE
And it's my problem
Aku selalu memperhatikanmu
Bahkan ketika mungkin kau tak pernah sekalipun melihatku
Aku selalu memikirkanmu
Bahkan ketika mungkin aku tak pernah sekalipun terlintas dalam pikiranmu
Mungkin aku terlambat
Terlambat menyadari, ketika memperhatikanmu dan memikirkanmu terlanjur menjadi candu
Terlambat menyadari bahwa saat ini aku bukanlah apa-apa bagimu dan bahwa saat ini tidak ada apa-apa di antara kita
Aku terlanjur menceritakan tentang kamu padaNya, satu-satunya tempat di mana aku bisa bercerita
Menceritakan tentang ketidakberdayaanku atau lebih tepatnya kebodohanku
Dan entah I CARE or I'M STUPID
Note:
I is not always I'M
Rabu, 07 Desember 2016
Senin, 05 Desember 2016
Tentang CINTA
Rabu, 30 November 2016
Perempuan dan Persahabatan
Perempuan galak: "Gimana kabar kakak itu?" (kakak refers to seorang laki-laki baik yang pernah membuat hati perempuan baper terluka)
Perempuan setrong: "Astaga, perempuan galak ni pertanyaannya serem nian"
Perempuan baper: "Nggak papa kok, I'm okay, lukaku sudah kering"
Perempuan puitis: "Iya kering, macam keringnya tanah, kena gerimis dikit juga basah" :D
Perempuan pedes: "Hahaha keren nih kata-katanya, bisa dijadiin status..., makin pujangga aja lu.." :D
Perempuan setrong: "Kalo luka kering mah waktu dikelupas masih ada bekasnya mbak, masih jadi bisa bikin galau.." :D
Sepenggal percakapan "penting" malam ini, ketika enam perempuan berbeda yang pernah ditakdirkan bersama, membuktikan bahwa jarak dan waktu tidak pernah mengurangi hangatnya persahabatan mereka. Malam ini percakapan mereka minus perempuan rempong, yang sore ini menjadi perempuan kedua dari "geng" ini yang akan dipanggil "ibu" oleh seorang bayi mungil yang cantik.
Saya bersyukur menjadi bagian dari 7 perempuan ini, kamu bisa menebak saya yang mana? :D
Minggu, 27 November 2016
Feeling Undescibable
Ya Alloh...
Apa yang harus dilakukan oleh seorang manusia yang benar-benar tidak tahu apa yang harus dia lakukan?
Feeling undescribable, thanks for saving me today, trima kasih telah memberi saya kesempatan kedua, terima kasih telah membuat saya merasakan panasnya api di dunia, yang hanya sepersekian panasnya api neraka.
Thanks for reminding me, mengingatkan saya bahwa Engkau benar-benar tidak akan memberikan ujian melebihi kemampuan, mengingatkan saya bahwa ketika pun seluruh dunia tidak lagi ada untukmu, Alloh ada dan akan selalu ada...
Apa yang harus dilakukan oleh seorang manusia yang benar-benar tidak tahu apa yang harus dia lakukan?
Feeling undescribable, thanks for saving me today, trima kasih telah memberi saya kesempatan kedua, terima kasih telah membuat saya merasakan panasnya api di dunia, yang hanya sepersekian panasnya api neraka.
Thanks for reminding me, mengingatkan saya bahwa Engkau benar-benar tidak akan memberikan ujian melebihi kemampuan, mengingatkan saya bahwa ketika pun seluruh dunia tidak lagi ada untukmu, Alloh ada dan akan selalu ada...
Senin, 21 November 2016
God Always Knows, God Always Listen
Seorang sahabat mengatakan, "ketika satu-satunya jalan keluar itu menyakitimu, tak ada pilihan selain berusaha kuat"
Iya, berusaha kuat, sambil terus berharap bahwa Alloh akan membuat kita benar-benar kuat.
"Dan entah kenapa, justru aku sering dihadapkan pada hal2 yang aku takuti", tuturnya.
Everything happens for a reason, kamu percaya itu kan?
Put your trust on Alloh...
For every pain you feel, God always knows
For every prayer you whisper, God always listen
Iya, berusaha kuat, sambil terus berharap bahwa Alloh akan membuat kita benar-benar kuat.
"Dan entah kenapa, justru aku sering dihadapkan pada hal2 yang aku takuti", tuturnya.
Everything happens for a reason, kamu percaya itu kan?
Put your trust on Alloh...
For every pain you feel, God always knows
For every prayer you whisper, God always listen
Jumat, 18 November 2016
Mungkinkah Lupa Menikah
"Sukses, gek ndang cepet merit, jangan lama-lama nanti lupa"
Entah sudah berapa kali saya mendengar kalimat seperti itu. Biasanya sih jadi sensi, tapi entah kenapa kali ini terasa biasa saja, mungkin karna saya sedang bahagia 😂
Bahagia karna baru saja dibantai reviewer tercerewet sedunia. Yeah, so many lessons today.
Entah sudah berapa kali saya mendengar kalimat seperti itu. Biasanya sih jadi sensi, tapi entah kenapa kali ini terasa biasa saja, mungkin karna saya sedang bahagia 😂
Bahagia karna baru saja dibantai reviewer tercerewet sedunia. Yeah, so many lessons today.
Rabu, 16 November 2016
Tentang Kamu
Aku melihatmu bening tanpa satu pun yang mengganggu.
Berpapasan sejajar, kau melihatku nampak seperti melihat kaca tebal yang buram.
Tak ada.
Karena siapa kau bagiku, siapa aku bagimu.
Aku masih belum bisa mengetahuinya.”
(Dalam puisi ‘Jaga selalu kesehatanmu’ dari album CD #melodydalampuisi)
Aku ingin menulis tentang kamu, tapi sampai sekarang aku masih belum memahami siapa kamu.
Definisi abstrak yang selalu berubah setiap kali aku mengalami peristiwa.
Ahhh, siapapun kamu dan dimanapun kamu, jaga selalu kesehatan ya, sampai suatu saat di mana aku dan kamu akan saling menjaga...
Berpapasan sejajar, kau melihatku nampak seperti melihat kaca tebal yang buram.
Tak ada.
Karena siapa kau bagiku, siapa aku bagimu.
Aku masih belum bisa mengetahuinya.”
(Dalam puisi ‘Jaga selalu kesehatanmu’ dari album CD #melodydalampuisi)
Aku ingin menulis tentang kamu, tapi sampai sekarang aku masih belum memahami siapa kamu.
Definisi abstrak yang selalu berubah setiap kali aku mengalami peristiwa.
Ahhh, siapapun kamu dan dimanapun kamu, jaga selalu kesehatan ya, sampai suatu saat di mana aku dan kamu akan saling menjaga...
Selasa, 15 November 2016
Kisah Laki-laki dan Perempuan Dewasa
![]() |
Autumn 2013 di Universiteit Utrecht |
Ini cerita tentang dua manusia dewasa dengan tujuan yang sama, yang mungkin sempat atau bahkan masih mengharapkan dapat menempuh perjalanan bersama. Mungkin tak perlu waktu lama untuk memutuskan berjalan bersama, andai mereka bukan manusia dewasa. As we're getting older, everything's becoming more and more complicated..
Kamis, 10 November 2016
Saat Hujan
Aku berharap kita akan bertemu saat hujan..
Ketika kita berdiri bersebelahan, berteduh sambil memandang setiap tetes air yang jatuh, sibuk dengan pikiran masing-masing, sibuk memikirkan kalimat macam apa yang kiranya bisa dipakai membuka pembicaraan.
Aku berharap kita akan bertemu saat hujan..
Iya, hujan yang tak kunjung reda, sehingga memaksamu untuk memulai pembicaraan yang memecah keheningan.
Ketika kita berdiri bersebelahan, berteduh sambil memandang setiap tetes air yang jatuh, sibuk dengan pikiran masing-masing, sibuk memikirkan kalimat macam apa yang kiranya bisa dipakai membuka pembicaraan.
Aku berharap kita akan bertemu saat hujan..
Iya, hujan yang tak kunjung reda, sehingga memaksamu untuk memulai pembicaraan yang memecah keheningan.
Senin, 07 November 2016
Ta'aruf?
Kamu tahu bagaimana rasanya ketika seorang laki-laki yang katanya berniat taaruf, dengan bukan nada bercanda mengatakan, "kok beda sama yang di foto, lebih cantik di foto"?
Kamu tahu bagaimana rasanya ketika seorang laki-laki yang katanya berniat taaruf mengatakan, "tunggu tiga bulan lagi ya, karena saya belum yakin, akan memilih kamu atau memilih dia"?
Kamu tahu bagaimana rasanya ketika seorang laki-laki yang katanya berniat taaruf mengatakan, "tunggu tiga bulan lagi ya, karena saya belum yakin, akan memilih kamu atau memilih dia"?
Sabtu, 22 Oktober 2016
Jingga dan Rindu
Jingga berkata, "senja itu pintar, datang ketika rindu, benar-benar rindu"
Yang sakit itu bukan merindu, tapi merasa kosong karena tidak ada yang dirindu
Tapi tak mengapa
Karena kutahu ada seseorang yang dengan baik sedang merindukan keberadaanku
Akupun akan melakukan hal yang sama dengannya
Merindukanka meski mata dan kata tak mampu bertemu
Untukmu yang kelak akan menjadi pendampingku
Yang namanya telah tertulis di lauhul mahfuz
https://www.instagram.com/p/BL0vUNHgOf9/?taken-by=melodydalampuisi
Ijinkan aku merindukanmu dalam diam
Dalam doa-doa yang kutitipkan padaNya untukmu, untuk kita
Semoga hanya dengan cara baik yang diridhoiNya kita dipertemukan, didekatkan, dan disatukan
Yang sakit itu bukan merindu, tapi merasa kosong karena tidak ada yang dirindu
Tapi tak mengapa
Karena kutahu ada seseorang yang dengan baik sedang merindukan keberadaanku
Akupun akan melakukan hal yang sama dengannya
Merindukanka meski mata dan kata tak mampu bertemu
Untukmu yang kelak akan menjadi pendampingku
Yang namanya telah tertulis di lauhul mahfuz
https://www.instagram.com/p/BL0vUNHgOf9/?taken-by=melodydalampuisi
Ijinkan aku merindukanmu dalam diam
Dalam doa-doa yang kutitipkan padaNya untukmu, untuk kita
Semoga hanya dengan cara baik yang diridhoiNya kita dipertemukan, didekatkan, dan disatukan
Selasa, 11 Oktober 2016
Sendiri
Sendiri itu bukan masalah
Yang menjadi masalah adalah ketika kita sendiri dan kita mempermasalahkannya
Seperti aku dan sendiri yang sudah berteman baik
Dulu aku merasa heran melihat seorang wanita dewasa yang jalan-jalan sendiri, nonton sendiri, apalagi makan di luar sendiri
Dan ternyata sekarang aku menjadi bagian dari para wanita yang membuatku heran
Untuk kesekian kalinya, ini membuatku ingin menertawakan diri sendiri
Yah, aku dan sendiri memang berteman baik, dan aku sama sekali tidak mempermasalahkannya
Sampai akhirnya orang-orang itu datang dan "memaksaku" mempermasalahkannya
Aku dan sendiri adalah urusanku dengan Tuhanku
Bagiku sendiri bukan masalah, karena Alloh tak akan pernah membiarkanku benar-benar sendiri
Alloh yang menetapkan kapan Dia akan
Yang menjadi masalah adalah ketika kita sendiri dan kita mempermasalahkannya
Seperti aku dan sendiri yang sudah berteman baik
Dulu aku merasa heran melihat seorang wanita dewasa yang jalan-jalan sendiri, nonton sendiri, apalagi makan di luar sendiri
Dan ternyata sekarang aku menjadi bagian dari para wanita yang membuatku heran
Untuk kesekian kalinya, ini membuatku ingin menertawakan diri sendiri
Yah, aku dan sendiri memang berteman baik, dan aku sama sekali tidak mempermasalahkannya
Sampai akhirnya orang-orang itu datang dan "memaksaku" mempermasalahkannya
Aku dan sendiri adalah urusanku dengan Tuhanku
Bagiku sendiri bukan masalah, karena Alloh tak akan pernah membiarkanku benar-benar sendiri
Alloh yang menetapkan kapan Dia akan
Kamis, 22 September 2016
Be Strong
"Bukan mereka yang menyakitimu, tapi kamu yang belum bisa menjaga hati agar tidak mudah tersakiti"
That might the conclusion about what that happened today. Sedih ketika mengetahui bahwa orang baik di depan kita tapi tidak di belakang kita. Sedih ketika keadaan menempatkanmu pada posisi yang tak mudah. Sedih ketika sampai detik ini aku belum juga menemui kepastian tentang siapa kamu. #eaaa pasti yang terakhir nggak ketinggalan.
Hei dear, lembutkanlah hati, tapi jangan mudah tersakiti, be a strong heart 😇
That might the conclusion about what that happened today. Sedih ketika mengetahui bahwa orang baik di depan kita tapi tidak di belakang kita. Sedih ketika keadaan menempatkanmu pada posisi yang tak mudah. Sedih ketika sampai detik ini aku belum juga menemui kepastian tentang siapa kamu. #eaaa pasti yang terakhir nggak ketinggalan.
Hei dear, lembutkanlah hati, tapi jangan mudah tersakiti, be a strong heart 😇
Jodoh
Rinduku padamu sudah keterlaluan dan aku tak tahu harus bagaimana.
Aku tak sanggup mengungkapkan, namun menyimpannya benar-benar menguras perasaan.
Aku ingin seperti Khadijah, tapi aku tak tahu siapa "Muhammad" yang kepadanya ingin kusampaikan rasa.
Aku ingin seperti Fatimah, tapi aku tak tahu siapa "Ali" yang namanya kusimpan rapi dalam hati dan kusebut dalam doa.
Ratusan purnama berlalu, tapi nama dan sosokmu masih tetap abstrak, tak juga terlihat oleh mataku.
Tapi aku yakin kamu nyata, sebagaimana Alloh telah menulisnya.
Kamu nyata, di hatiku... jodoh...
Aku tak sanggup mengungkapkan, namun menyimpannya benar-benar menguras perasaan.
Aku ingin seperti Khadijah, tapi aku tak tahu siapa "Muhammad" yang kepadanya ingin kusampaikan rasa.
Aku ingin seperti Fatimah, tapi aku tak tahu siapa "Ali" yang namanya kusimpan rapi dalam hati dan kusebut dalam doa.
Ratusan purnama berlalu, tapi nama dan sosokmu masih tetap abstrak, tak juga terlihat oleh mataku.
Tapi aku yakin kamu nyata, sebagaimana Alloh telah menulisnya.
Kamu nyata, di hatiku... jodoh...
Kamis, 15 September 2016
Tentang Perasaan
I'm feeling so indescribable now, and it's because of someone. (That's what I told Dy yesterday. Dy adalah salah satu tempat sampah plus daur ulang terbaik di dunia).
Dy menjawab dengan sebuah kutipan "kita berdua sudah terlalu tua untuk bermain perasaan, saat ini yang paling penting adalah apakah kita punya tujuan yang sama atau tidak."
Bermain perasaan? tapi bukankah tujuan yang sama tidak menjamin orang-orang bisa berjalan bersama? Dan memaksakan diri menemukan orang-orang dengan tujuan yang sama dan berharap dapat berjalan bersama bisa jadi justru menghabiskan waktu sia-sia. Aku pun sebenarnya lelah bermain perasaan, tapi aku lebih lelah menghabiskan waktu sia-sia dengan memaksakan diri berjalan bersama dan akhirnya berpisah karna memilih jalan yang berbeda meski menuju tujuan yang sama.
Tak ada yang memaksamu memaksakan diri, kamu hanya perlu meyakinkan diri bahwa pasti akan ada seseorang dengan tujuan yang sama yang akan bersedia berjalan bersamamu, kamu hanya perlu berlaku tegas pada hati agar tidak lagi bermain-main dengan perasaan. Karna tidak semua permainan itu berakhir bahagia.
Perasaan bukan untuk dimainkan, tapi dijaga..
Jumat, 09 September 2016
Kedamaian
It has been i long time i did not post anything here. Maybe I'm too busy. Iya, sibuk berdamai dengan diri sendiri. Berdamai tanpa benar-benar mengerti kedamaian seperti apa yang aku cari.
Mungkin kedamaian tanpa rasa sakit, when i could smile sincerily remembering every painful memories.
Mungkin kedamaian ketika ketika rasa rinduku padaMu membawaku pada ketaatan yang sebenar-benarnya ketaatan, bukan ketaatan yang rapuh dan selalu jatuh pada kesalahan yang sama.
Mungkin kedamaian tanpa rasa galau, ketika aku yakin bahwa setiap hari akan mendekatkan jarak di antara kita, meski sampai sekarang aku tak pernah tau siapa kamu, dimana kamu, dan dengan cara seperti apa kita akan dipertemukan dan disatukan.
Mungkin kedamaian tanpa rasa sakit, when i could smile sincerily remembering every painful memories.
Mungkin kedamaian ketika ketika rasa rinduku padaMu membawaku pada ketaatan yang sebenar-benarnya ketaatan, bukan ketaatan yang rapuh dan selalu jatuh pada kesalahan yang sama.
Mungkin kedamaian tanpa rasa galau, ketika aku yakin bahwa setiap hari akan mendekatkan jarak di antara kita, meski sampai sekarang aku tak pernah tau siapa kamu, dimana kamu, dan dengan cara seperti apa kita akan dipertemukan dan disatukan.
Rabu, 18 Mei 2016
I'm a teacher and I love it
I'm so grateful to be a teacher. Bagaimana tidak, ketika banyak orang mengeluhkan lingkungan pekerjaan yang membuat stress, aku justru merasakan sebaliknya. Yah, pagi ini aku berangkat dengan berbagai rasa yang bercampur jadi satu, undescribable, I'm just trying to be good, just trying to be cheerful. Sesampainya di kelas, ada saja tingkah murid-muridku yang membuatku benar-benar good dan cheerful. They gave me a surprise today, although my birthday is actually last Sunday. Thanks God, sekali lagi Engkau menunjukkan bahwa dalam satu kesedihan, ada (sedikitnya) dua kebahagiaan. Alhamdulillah...
Senin, 16 Mei 2016
Hujan, Rizki, dan Kamu
Aku selalu kagum tentang bagaimana Alloh mengatur rizki seseorang. Seperti ketika hujan memaksaku berhenti dan menikmati mie ayam di sebuah warung yang jauh dari keramaian, yang dulu sempat terpikir, "apa ada yang beli ya kok warung di tempat sepi kaya gini". Sama juga ketika akhirnya aku menyerah menembus hujan dan terpaksa membeli jas hujan super mahal di *lfamar*, hal yang nggak akan pernah kulakukan dalam keadaan normal 😧.
Kamis, 12 Mei 2016
Air Mata Rindu
Mungkin air mata adalah salah satu ciptaan terhebat pada diri manusia, terutama wanita.
Bagaimana tidak, ia menjadi jawaban saat kata-kata tak mampu menjadi jawaban, ia menjadi penjelasan saat setiap hal terasa sangat tidak bisa dijelaskan, dan dia mewakili setiap rasa yang tak mampu diungkapkan.
Yups, air mata adalah bahasa perasaan, ekspresi dari rasa yang mungkin memang tak bisa diungkapkan dengan rangkaian kata, seperti apa yang kurasakan saat ini. Rasa rindu yang yang merindukan ujungnya...
Selasa, 10 Mei 2016
Subuh terindah
Masih di sepertiga malam, sesaat sebelum perjalanan ke masjid, ibu memintaku untuk mengantar beliau melihat hajar aswad, "Ibu pengen melihat langsung saja kok, kalau memang tidak memungkinkan untuk mencium". Membayangkan begitu banyak orang (mayoritas laki-laki) dengan badan yang besar-besar berebut ingin mencium hajar aswad, membuatku hanya bisa menghela nafas dan mencoba meyakinkan ibu bahwa sunnah ini tidak harus dilakukan kalau pada akhirnya malah membahayakan diri sendiri, apalagi malam ini kami hanya berdua. Bapak terpaksa tidak bisa ke masjid karena harus istirahat supaya bisa melaksanakan thawaf wada', dan si bungsu mendadak haid. Ibu mengajakku mengambil tempat sholat di dekat kabah, supaya setelah sholat subuh bisa langsung merapat ke hajar aswad, beliau berpikir mungkin belum banyak orang yang mendekat sesaat setelah subuh, sesuatu yang aku sangat tidak yakin.
Indescribable, melewatkan sepertiga malam dan subuh terakhir di baitullah. Ibu dan aku pun larut dalam ruku', sujud, dan doa masing-masing. Sesekali terdengar isak tangis ibu di dalam doa-doanya. Doa yang dari dulu sangat ingin beliau panjatkan di rumah Alloh ini. Ya Alloh, thanks for everything...
Selepas subuh, melihat pusaran manusia yang berthawaf, jujur membuatku berharap ibu mengurungkan niat mendekat ke hajar aswad. "Ibu yakin?", pertanyaan yang kusampaikan dengan harap-harap cemas, dan ibu masih menjawab iya.
Bismillah, dengan masih mencoba meyakinkan diri, aku dan ibu mencoba menembus pusaran thawaf menuju hajar aswad. Alhamdulillah, pertolongan Alloh membawa kami 3 langkah menuju hajar aswad. Keadaan tidak memungkinkan kami untuk lebih mendekat dan mencium batu dari surga itu. "Ibu bahagia sudah bisa melihat langsung hajar aswad, matur nuwun yo nduk", what a word! I could not even respond to what my mother have said.
That might be the most beautiful Subuh in my life, subuh terindah, subuh terakhir (waktu itu) di Makkah. Semoga suatu saat bertemu kembali dengan Subuh-Subuh indah di dua tanah haram, bersama ibu, bapak, mbak, adik, suami (semoga kita segera dipertemukan), ipar, anak-anak, keponakan, dan orang-orang tercinta...
Makkah, 28-04-2016
Kamis, 24 Maret 2016
Status dan Ikhlas
“Sehat terus ya dek”, “Cepet sembuh ya sayangnya mama”,
“Baik-baik di rumah ya sayang”. Seperti itulah status-status ibu muda yang
bertebaran di facebook, bbm, Instagram, dll. So sweet, meski sampai sekarang saya
masih nggak ngerti kenapa nulis status seperti itu di sosmed sementara 100%
saya yakin kalau anaknya belum bisa main gadget apalagi main sosmed.
Pasti mereka sangat bahagia, menikmati hari-hari bersama
dengan putra atau putri kecilnya. Bahagia yang sekaligus sedih dan khawatir,
terutama untuk para wanita karir yang harus meninggalkan buah hati mereka untuk
pekerjaannya bahkan ketika bayi-bayi itu masih menyusui. Tidak heran jika hal
ini menjadikan banyak dari mereka mengungkapkan perasaannya di sosmed. Perasaan
yang sebenarnya adalah ungkapan sayang mereka yang amat sangat pada buah
hatinya. Tidak ada yang salah dengan fenomena ini, yang salah adalah
orang-orang yang kemudian menjadi baper karna membaca status-status tersebut,
termasuk saya.
Yah, ibu-ibu muda itu tadi mungkin tidak pernah berfikir,
bahwa ada orang-orang yang sangat merindukan berada pada posisi mereka. Rindu
menjadi wanita sempurna, ketika ada putra putri kecil yang memanggil ibu, mama,
ummi, bunda, atau panggilan-panggilan lain yang sangat dirindukan oleh setiap
wanita. Kerinduan yang dialami oleh pasangan yang bisa jadi sudah menikah dalam
hitungan tahun atau bahkan kerinduan yang dialami oleh wanita-wanita yang belum
juga menemukan belahan jiwanya.
Sekali lagi, ibu-ibu muda itu jelas tidak salah, mereka
hanya menjawab apa yang ditanyakan sosmed, “What’s on your mind?”. Yang salah
adalah orang-orang yang lantas dihinggapi kerinduan yang amat sangat ketika
membaca status-status mereka. Orang-orang inilah yang seharusnya bisa mengerti
perasaan para ibu-ibu muda itu. Orang-orang inilah yang seharusnya menata
ikhlas di hati masing-masing. Ikhlas atas segala ketentuan yang Allah tetapkan pada
dirinya, ikhlas menjadi manusia yang diciptakan untuk
beribadah kepadaNya, bukan hanya untuk meminta segala hal yang diinginkan, dan ikhlas untuk sepenuhnya berbahagia atas kebahagiaan orang
lain.
Rabu, 02 Maret 2016
Please put your words wisely
Sebagai seorang wanita dewasa (meskipun saya kurang yakin apa saya benar-benar bisa dikatakan dewasa atau hanya usia dan penampakannya yang terlihat dewasa), saya sudah cukup lelah menghadapi berbagai macam komentar dan pernyataan yang tidak berperikemanusiaan tentang jodoh. Sadar atau tidak sadar, all these following comments hurt me a lot. So, for everyone who might read this writing, please never pose those comments to anyone.
"Standardmu ketinggian pasti, jadi nggak ketemu-ketemu jodohnya"
Keren banget ya bisa menjudge kalo standard saya ketinggian dan menyimpulkan kalau itu menjadi sebab sampai sekarang saya belum dipertemukan dengan jodoh saya. But anyway, i don't need to tell them about what i'm thinking about my standard. As long as Allah knows, it's enough for me.
"Jangan terlalu sibuk mikir karir, nanti lupa mikir nikah"
I'm sorry to say, yang ini juga sok tau banget. Gimana saya bisa lupa mikir nikah kalau saya tau bahwa menikahkan saya adalah salah satu impian terindah bapak dan ibu saya. Kalaupun saya berkarir, anggaplah itu cara saya menjadi seorang manusia yang lebih bermanfaat bagi manusia-manusia lain, sambil menunggu Allah mempertemukan saya dengan jodoh saya. But i'm sure, you don't even want to listen about what i'm thinking, you just want to judge, aren't you?
"Jangan ditunda-tunda, tidak ada manusia yang sempurna, kata orang hamil di usia lebih dari 30 tahun itu rawan lho"
I have learned about this since I was in primary school, thanks for remind me. Bagaimana bisa dengan mudah mengatakan jangan menunda-nunda ketika anda tidak tau apa yang terjadi dengan saya. A hundred percent I realize that I'm not perfect, jadi bagaimana mungkin saya berpikir untuk mencari yang sempurna.
"Terlalu sibuk meneliti ini pasti, jadi lupa meneliti laki-laki"
Yes, I'm a researcher and perhaps I'm busy with my research. But, this comment is totally funny and irritate. I'm speechless.
Dear brothers, sisters,
Here I just wanna say, please put your words wisely. Bersyukurlah dengan hidup kalian yang mungkin lebih "mudah", dengan jalan jodoh yang mungkin lebih mudah, tapi please jangan menyakiti orang-orang yang hidupnya bisa jadi tidak "semudah" hidup kalian, yang jalan jodohnya bisa jadi tidak semudah kalian.
"Standardmu ketinggian pasti, jadi nggak ketemu-ketemu jodohnya"
Keren banget ya bisa menjudge kalo standard saya ketinggian dan menyimpulkan kalau itu menjadi sebab sampai sekarang saya belum dipertemukan dengan jodoh saya. But anyway, i don't need to tell them about what i'm thinking about my standard. As long as Allah knows, it's enough for me.
"Jangan terlalu sibuk mikir karir, nanti lupa mikir nikah"
I'm sorry to say, yang ini juga sok tau banget. Gimana saya bisa lupa mikir nikah kalau saya tau bahwa menikahkan saya adalah salah satu impian terindah bapak dan ibu saya. Kalaupun saya berkarir, anggaplah itu cara saya menjadi seorang manusia yang lebih bermanfaat bagi manusia-manusia lain, sambil menunggu Allah mempertemukan saya dengan jodoh saya. But i'm sure, you don't even want to listen about what i'm thinking, you just want to judge, aren't you?
"Jangan ditunda-tunda, tidak ada manusia yang sempurna, kata orang hamil di usia lebih dari 30 tahun itu rawan lho"
I have learned about this since I was in primary school, thanks for remind me. Bagaimana bisa dengan mudah mengatakan jangan menunda-nunda ketika anda tidak tau apa yang terjadi dengan saya. A hundred percent I realize that I'm not perfect, jadi bagaimana mungkin saya berpikir untuk mencari yang sempurna.
"Terlalu sibuk meneliti ini pasti, jadi lupa meneliti laki-laki"
Yes, I'm a researcher and perhaps I'm busy with my research. But, this comment is totally funny and irritate. I'm speechless.
Dear brothers, sisters,
Here I just wanna say, please put your words wisely. Bersyukurlah dengan hidup kalian yang mungkin lebih "mudah", dengan jalan jodoh yang mungkin lebih mudah, tapi please jangan menyakiti orang-orang yang hidupnya bisa jadi tidak "semudah" hidup kalian, yang jalan jodohnya bisa jadi tidak semudah kalian.
Minggu, 21 Februari 2016
A Meeting Point
![]() |
This picture was taken at the car park of Trans Studio Mall, Makassar, Indonesia |
"With Him are the keys of the unseen, none knows them but He. He knows that which is in the land and sea. No leaf falls except He knows it, and there is no grain in the darkness of the earth, fresh or withered, but is recorded in a clear Book." ~Al-An'am:59
The verse reminds us to always realize that everything in this universe is under His control, Allaah The Almighty. It is certainly including with whom, when, and where we meet. That is why in this post I want to talk about "meeting point".
Jumat, 29 Januari 2016
Rejection is The Best Motivation
"Unfortunately, both reviewers have declined your submission, hence we
cannot publish your paper in ******. One author mentioned that around half
the references are not in English, making it difficult for the readership
of ****** to unravel the paper. Analysis is somewhat lacking. There are
many unsupported (by references) statements that generally detract from the
quality and academic integrity of this paper."
~ a love letter from an editor of a journal
The e-mail break my hope for being a contributor in an international journal. Absolutely I am very disappointed for receiving the email after I have waited for more than three months.
Yet, I think a good (future) researcher will not respond this response by being down and hopeless. I am sure that even a great researchers with considerable citations also experience this kind of things.
I found that "rejection is the best motivation". I should learn from this experience. I should use the comments to make the paper be better. Then, someday, I must be one of the contributors of a journal with better index than the journal. Bismillah...Semangat...!!!
cannot publish your paper in ******. One author mentioned that around half
the references are not in English, making it difficult for the readership
of ****** to unravel the paper. Analysis is somewhat lacking. There are
many unsupported (by references) statements that generally detract from the
quality and academic integrity of this paper."
~ a love letter from an editor of a journal
The e-mail break my hope for being a contributor in an international journal. Absolutely I am very disappointed for receiving the email after I have waited for more than three months.
Yet, I think a good (future) researcher will not respond this response by being down and hopeless. I am sure that even a great researchers with considerable citations also experience this kind of things.
I found that "rejection is the best motivation". I should learn from this experience. I should use the comments to make the paper be better. Then, someday, I must be one of the contributors of a journal with better index than the journal. Bismillah...Semangat...!!!
Senin, 18 Januari 2016
Please Be Grateful
Perhaps sometimes you think that you are the most miserable person in the world.
When everybody leaves you and you feel so lonely.
When you have not been successful with your love story and you feel so stupid.
When your mom and dad ask about your boyfriend and you just can answer with a bitter smile.
When you have so many things to do and to think...
You just need to see the world from the wider perspective.
Just look around and you'll find that the only thing you have to do is being grateful.
When everybody leaves you and you feel so lonely.
When you have not been successful with your love story and you feel so stupid.
When your mom and dad ask about your boyfriend and you just can answer with a bitter smile.
When you have so many things to do and to think...
You just need to see the world from the wider perspective.
Just look around and you'll find that the only thing you have to do is being grateful.
Kamis, 14 Januari 2016
Bisa Jadi
"Mewujudkanmu benar-benar meguras perasaan" ~ Mas Gun #SuaraCerita
Sampai saat ini aku bahkan tak punya bayangan tentang siapa kamu, atau lebih tepatnya tidak berani membayangkan.
Aku tidak berani membayangkan sosokmu, aku hanya berani berharap siapapun kamu semoga kita kelak bisa bersama-sama membangun cinta, membangun syurga, dan menempuh perjalanan menuju cintaNya.
Aku benar-benar tak berani membayangkan siapa kamu, meski sebenarnya aku orang yang suka menduga-duga.
Iya, aku sering menduga-duga tentang kita.
Bisa jadi kita telah pernah berpapasan tapi hanya saling menatap, tanpa ada sapa sama sekali, karna mungkin kita memang belum saling kenal.
Atau bahkan bisa jadi kita sering berada di tempat yang sama. Kita hanya duduk di bangku yang berseberangan, asyik dengan pikiran masing-masing, dan lantas berlalu. Saat itu mungkin kita ingin saling menyapa, tapi sayangnya kita tidak tau caranya memulai.
Dan bisa jadi kita memang belum pernah bertemu. Mungkin kamu masih sedang memperbaiki diri, seperti yang aku juga sedang lakukan. Mungkin kamu sedang melangkah dalam perjalanan menjemputku.
mungkin...
mungkin...
Tetaplah melangkah hingga setiap hari jarak di antara kita menjadi semakin dekat..
Langganan:
Postingan (Atom)