Indescribable, melewatkan sepertiga malam dan subuh terakhir di baitullah. Ibu dan aku pun larut dalam ruku', sujud, dan doa masing-masing. Sesekali terdengar isak tangis ibu di dalam doa-doanya. Doa yang dari dulu sangat ingin beliau panjatkan di rumah Alloh ini. Ya Alloh, thanks for everything...
Selepas subuh, melihat pusaran manusia yang berthawaf, jujur membuatku berharap ibu mengurungkan niat mendekat ke hajar aswad. "Ibu yakin?", pertanyaan yang kusampaikan dengan harap-harap cemas, dan ibu masih menjawab iya.
Bismillah, dengan masih mencoba meyakinkan diri, aku dan ibu mencoba menembus pusaran thawaf menuju hajar aswad. Alhamdulillah, pertolongan Alloh membawa kami 3 langkah menuju hajar aswad. Keadaan tidak memungkinkan kami untuk lebih mendekat dan mencium batu dari surga itu. "Ibu bahagia sudah bisa melihat langsung hajar aswad, matur nuwun yo nduk", what a word! I could not even respond to what my mother have said.
That might be the most beautiful Subuh in my life, subuh terindah, subuh terakhir (waktu itu) di Makkah. Semoga suatu saat bertemu kembali dengan Subuh-Subuh indah di dua tanah haram, bersama ibu, bapak, mbak, adik, suami (semoga kita segera dipertemukan), ipar, anak-anak, keponakan, dan orang-orang tercinta...
Makkah, 28-04-2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar