Kamis, 04 Juni 2015

Menunggu Jawaban

Semua sudah tertulis di mega server Lauhul Mahfuz, termasuk kapan, di mana, dan bagaimana caranya kita akan bertemu. Tidak ada kebetulan di dunia ini, pun tidak ada ketetapan yang tanpa tujuan, termasuk ketika aku harus menghabiskan waktu yang cukup lama untuk menunggumu. Menunggu dengan kesabaran yang kadang nyaris berbatas, dengan kekuatan yang kadang tidak lagi benar-benar kuat, dengan kerinduan yang rindu untuk menemukan ujungnya.

Terkadang aku merasa iri, dengan mereka yang dipertemukan dalam usia yang cukup muda, dengan cara yang cukup mudah. Mereka yang dengan bahagianya mengganti foto profil di sosial media mereka dengan potret kehidmatan akad nikah atau kebahagiaan bulan madu. Terlebih, dengan mereka yang sudah mengganti foto profil dengan potret bahagia keluarga kecilnya. Dan akhirnya ingin sekali aku mempertanyakan, “Ya Alloh, aku sangat sangat iri, ada begitu banyak manusia di dunia ini, tapi kenapa harus aku yang diuji?”.

Pertanyaan yang sama sempat terlintas ketika sejenak Alloh mengambil kemampuan motorik tangan kiriku, sebagai akibat dari kecelakaan yang terjadi lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Ketika aku juga merasa sangat sangat iri melihat teman-teman SMA yang bergerak dengan bebas, belajar dengan leluasa tanpa harus menghabiskan waktu untuk terapi di rumah sakit. Ujian yang kuanggap sebagai kambing hitam atas kegagalan masuk di universitas yang telah lama aku impikan, ujian yang secara bergantian menjauhkan dan mendekatkanku padaNya.

Seiring dengan berjalannya waktu, aku menemukan jawaban dari pertanyaan itu, bukan hanya satu jawaban, tapi jawaban-jawaban yang secara berturut-turut datang dengan sendirinya. Jawaban yang datang dalam bentuk kesadaran tentang betapa banyak hati yang tersakiti karena aku sehingga aku harus diingatkan; dalam bentuk kesadaran betapa besarnya kasih sayang bapak, ibu, mbah nang, mbah dhok, mbak yayan, wito, pak dhe, budhe, pak lik, bu lik, sepupu-sepupu, semua keluarga dan teman-teman; dalam bentuk kesadaran kasih sayang Alloh yang menakjubkan pada setiap tubuh manusia. Menakjubkan ketika aku pernah merasakan bagaimana tangan yang tidak bisa berbuat apa-apa, meskipun otak telah memberi perintah kepadanya untuk bergerak dan sangat menakjubkan merasakan bagaimana ketika sedikit demi sedikit syaraf di tanganku bisa menerjemahkan perintah otak dalam bentuk gerakan-gerakan kecil hingga menuju keadaan normal.

Pertanyaan yang setelah sekian lama masih saja diberikan jawaban olehNya. Jawaban yang datang dalam bentuk amanah yang diberikan untuk menjadi salah satu staff pengajar di universitas yang tadinya tidak menjadi impianku, jawaban yang datang dalam bentuk amanah untuk menjadi salah satu penerima beasiswa kuliah di Belanda dan mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi 12 negara di Eropa, jawaban yang datang dalam bentuk nikmat-nikmat yang takkan terhitung banyaknya.

Yah, jawaban-jawaban yang datang setelah aku menunggu...
Dan sekarang aku hanya harus menunggu jawaban dari pertanyaan yang aku ajukan kembali...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar