Semua sudah tertulis di mega server Lauhul Mahfuz, termasuk
kapan, di mana, dan bagaimana caranya kita akan bertemu. Tidak ada kebetulan di
dunia ini, pun tidak ada ketetapan yang tanpa tujuan, termasuk ketika aku harus
menghabiskan waktu yang cukup lama untuk menunggumu. Menunggu dengan kesabaran
yang kadang nyaris berbatas, dengan kekuatan yang kadang tidak lagi benar-benar
kuat, dengan kerinduan yang rindu untuk menemukan ujungnya.
Terkadang aku merasa iri, dengan mereka yang dipertemukan
dalam usia yang cukup muda, dengan cara yang cukup mudah. Mereka yang dengan
bahagianya mengganti foto profil di sosial media mereka dengan potret
kehidmatan akad nikah atau kebahagiaan bulan madu. Terlebih, dengan mereka yang
sudah mengganti foto profil dengan potret bahagia keluarga kecilnya. Dan
akhirnya ingin sekali aku mempertanyakan, “Ya Alloh, aku sangat sangat iri, ada
begitu banyak manusia di dunia ini, tapi kenapa harus aku yang diuji?”.
Pertanyaan yang sama sempat terlintas ketika sejenak Alloh
mengambil kemampuan motorik tangan kiriku, sebagai akibat dari kecelakaan yang
terjadi lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Ketika aku juga merasa sangat sangat
iri melihat teman-teman SMA yang bergerak dengan bebas, belajar dengan leluasa tanpa
harus menghabiskan waktu untuk terapi di rumah sakit. Ujian yang kuanggap
sebagai kambing hitam atas kegagalan masuk di universitas yang telah lama aku
impikan, ujian yang secara bergantian menjauhkan dan mendekatkanku padaNya.
Seiring dengan berjalannya waktu, aku
menemukan jawaban dari pertanyaan itu, bukan hanya satu jawaban, tapi jawaban-jawaban yang
secara berturut-turut datang dengan sendirinya. Jawaban yang datang dalam
bentuk kesadaran tentang betapa banyak hati yang tersakiti karena aku sehingga aku harus diingatkan; dalam
bentuk kesadaran betapa besarnya kasih sayang bapak, ibu, mbah nang, mbah dhok,
mbak yayan, wito, pak dhe, budhe, pak lik, bu lik, sepupu-sepupu, semua keluarga
dan teman-teman; dalam bentuk kesadaran kasih sayang Alloh yang menakjubkan pada setiap tubuh manusia. Menakjubkan ketika aku pernah merasakan bagaimana tangan yang tidak bisa berbuat apa-apa, meskipun otak telah memberi
perintah kepadanya untuk bergerak dan sangat menakjubkan merasakan bagaimana ketika sedikit demi sedikit
syaraf di tanganku bisa menerjemahkan perintah otak dalam bentuk gerakan-gerakan kecil hingga menuju keadaan normal.
Pertanyaan yang setelah sekian lama masih saja diberikan
jawaban olehNya. Jawaban yang datang dalam bentuk amanah yang diberikan untuk menjadi salah satu staff pengajar di universitas yang tadinya tidak menjadi impianku, jawaban yang datang dalam bentuk amanah untuk menjadi salah satu penerima beasiswa kuliah di Belanda dan mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi 12 negara di Eropa, jawaban yang datang dalam bentuk nikmat-nikmat yang takkan terhitung banyaknya.
Yah, jawaban-jawaban yang datang setelah aku menunggu...
Dan sekarang aku hanya harus menunggu jawaban dari pertanyaan yang aku ajukan kembali...
Yah, jawaban-jawaban yang datang setelah aku menunggu...
Dan sekarang aku hanya harus menunggu jawaban dari pertanyaan yang aku ajukan kembali...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar