Senin, 01 Juni 2015

Backpacker, Traveler, dan Kartu Kunci

(Catatan ini ditulis oleh seorang traveller yang belum terbiasa menginap di hotel dengan kartu kunci)

Mei 2013
Pernah dengar backpacker menginap di hotel bintang tiga? Yah kamilah orangnya. Delapan orang students di salah satu universitas ternama di Belanda (cieee) yang terobsesi menikmati liburan paskah di Brussel dan Paris meskipun dengan uang pinjaman, hehe karna beasiswa belum turun. Dengan perencanaan yang serba mendadak, di sela-sela setumpuk assignments, dengan asumsi  bahwa kondisi suhu tidak terlalu dingin sehingga kami bisa tidur di outdoor tanpa harus menyewa penginapan, akhirnya berangkatlah 8 orang ini menuju Brussels denga bus Eurolines.

Manusia hanya berencana dan Tuhan yang menentukan segalanya. Ternyata keadaan suhu yang masih cukup dingin dan kondisi kesehatan beberapa orang yang menurun menyebabkan kami harus menyerah dan mencari penginapan. Akhirnya terpilihlah hotel Max di Brussel dan hotel Ibis di Paris. Kedua hotel ini ternyata adalah hotel bintang tiga sodara-sodara, dengan range rates antara 25-30 euro per person per night without breakfast, cukup mewah kan untuk golongan backpacker? Hehehe ini akibat jadi backpacker tanggung yang dibutakan obsesi.
Pose di depan Hotel Ibis, Paris

Pose di depan Max Hotel, Brussels

Kedua hotel bintang tiga di atas menawarkan fasilitas yang sesuai dengan rates yang ditetapkan, salah satunya adalah security yang cukup ketat dengan menggunakan password untuk setiap tamu yang masuk (Max) dan menggunakan kartu sebagai kunci pintu (Max dan Ibis).


Mei 2015
Singkat cerita, setelah saya kembali ke kampung halaman di indonesia, saya melanjutkan pekerjaan menjadi backpacker, meski kadang dengan ciri-ciri yang agak-agak mendekati traveler. Setelah beberapa lama menjadi traveler, hotel Pullman Surabaya City Center adalah hotel “canggih” pertama yang saya masuki setelah Max di Brussel dan Ibis di Paris. Maklum, selama ini terbiasa menjadi backpacker/traveler sederhana yang lebih memilih menginap di kos/rumah teman atau menginap di hotel sederhana dengan rates rata-rata. For your information, keberadaan saya di hotel Pullman ini bukan untuk menginap tapi hanya mengantarkan mahasiswa untuk mengikuti olimpiade yang diselenggarakan di hotel ini.
"Pullman Hotel" Foto dari hotelier-indonesia.com

Di hotel ini diterapkan security check seperti di bandara dan kartu kunci yang berlaku juga ketika kita ingin menggunakan lift. Nah, di sinilah kebodohan itu bermula, saya melupakan pegalaman berharga dengan kartu kunci kamar hotel setahun yang lalu. Ketika beberapa orang masuk lift (termasuk saya), memencet angka dan menyadari bahwa lift tidak bergerak, sampai akhirnya ada salah satu yang menyadari bahwa penggunaan lift ini harus dilakukan dengan terlebih dahulu memasukkan kartu ke dalam lift.


Ketidaktahuan ini berlanjut ketika saya berpindah ke hotel Ibis, hotel di mana saya menginap di hari yang sama dan masih di Surabaya City Center. 
"Hotel Ibis" Foto dari travelfotografi.co.id

Dengan penuh keyakinan, saya membawa kartu yang diberikan oleh resepsionis dan memasuki lif untuk menuju ke lantai 2. Di dalam lift, saya mencari lubang di mana saya bisa memasukkan kartu untuk membuka lift seperti di hotel Pullman. Mau keluar malu dan tetap di lift saya tidak bergerak sama sekali. Akhirnya, entah kenapa tiba-tiba lift bergerak naik, dan ternyata ada pasangan di lantai dua yang memencet lift untuk naik. Alhamdulillah, Alloh tidak memberi cobaan yang melebihi kemampuan hambanya :D

Akan tetapi ternyata tantangannya masih berlanjut sodara-sodara, karena saya harus bersusah payah membuka pintu hotel yang juga harus dibuka dengan menggunakan kartu. Sekali lagi, yakinlah bahwa Alloh tidak memberi cobaan melebihi kemampua hambaNya. Di sinilah, di saat saya sedang bersusah payah mencari cara membuka pintu, terdengar suara seorang ibu yang akhirnya menjadi pahlawan saya. Beliau hanya menempelkan si kartu ke gagang pintu dan taraaaaa pintu terbuka dengan mudahnya. Selamat istirahat dan slaap lekker...zzzzzzzzz...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar