- Ini adalah cerita tentang Meera dan Sam, seorang perempuan dan laki-laki dewasa, yang empat bagiannya saya tulis dalam #30haribercerita di Instagram.
- "Saya menggunakan hastag #ceritafiksi", that's what I answered ketika ada yang bertanya, "Ini kisah nyata?"
- Menurutmu? Ini fiksi atau nyata? Atau bisa jadi kamu ada di dalamnya? Atau kamu akan ada di dalamnya? Iya, karena kisah masih menungggu waktu untuk menyelesaikannya. Dan mungkin juga menunggumu.
MUURGEDICHTEN
------------------------------
Kamu pernah mendengar cerita tentang kota 101 puisi?
Kota di mana syair-syair indah dalam berbagai bahasa, karya para penyair dari berbagai belahan dunia, diabadikan menjadi penghias tembok-tembok kota.
.
Kamu pernah mendengar cerita tentang kota tua yang cantik?
Kota yang dipenuhi dermaga, di mana kapal-kapal kecil bersandar rapi di tepian sungai yang juga sangat cantik.
.
Atau kamu pernah mendengar cerita tentang kota yang menyimpan banyak kepingan sejarah Indonesia?
Kota yang menjadi saksi bisu perjuangan para bapak bangsa.
.
Kota tua yang cantik, yang dihiasi 101 puisi, yang menyimpan banyak kepingan sejarah Indonesia itu bernama LEIDEN.
.
Dan malam itu, di salah satu sudut kota Leiden, sepasang anak manusia berdiri sejajar, menatap barisan lampu kota yang bercermin di wajah sungai Rijn.
.
Lama mereka terdiam, sampai suara lirih tertahan memecah keheningan,
"Kita di friend zone?", tanya Meera.
"Iya.", jawab Sam.
------------------------------
(to be continued)
------------------------------
Dulu aku berpikir, tak ada yang salah dengan rindu
Bahkan ketika kamu merindukan orang yang sama sekali tidak tahu bahwa kamu merindukannya
Tapi ternyata itu salah
Bahkan sangat salah
보고파 보고파서 그대가 보고파서
매일 난 혼자서만 그대를 부르고 불러봐요
------------------------------
#ceritafiksi001 #meerasam #leiden #becauseimissyou #30hbclagu #30haribercerita #30hbc1715 @30haribercerita Paris
Camp de Mars
------------------------
Meera, Keukenhof dibuka 24 Maret - 16 Mei. Saya available April weekend kedua atau keempat. Jadi ke sana?
Salam,
Sam
.
Masih tetap sama, email singkat dengan satu main idea. Dan entah sudah berapa kali dalam seminggu ini Meera membacanya.
.
Ini hari ketiga puluh sembilan Meera menjadi salah satu penghuni kota paling romantis di dunia, PARIS.
Dan mungkin masih sekitar 1181 sisa hari yang harus dilaluinya di sana.
.
Hari ke-39 dan Meera baru sempat mengunjungi Champ de Mars, tempat di mana menara Eiffel berdiri anggun, di tepi sungai Seine.
.
Menara ini adalah bukti, bahwa ilmu dapat membuat potongan-potongan besi menjadi sebuah maha karya yang dikagumi dunia. 72 nama ilmuwan Perancis, insinyur, dan matematikawan diabadikan di sana, sebagai penghargaan atas kontribusi mereka pada pembangunan menara yang menjadi ikon kota Paris ini.
.
Hi Sam,
Thanks infonya.
Jadi Insya Allaah.
Bagaimana kalau weekend kedua bulan April?
Aku harap saat itu masih ada bunga yang belum mekar.
Ketemu di Leiden Centraal?
Btw, apa kabar winter di sana?
Tetap tanpa salju?
Salam,
Meera
.
Di sebuah bangku di Camp de Mars, Meera membaca draft email balasan untuk Sam, yang entah sudah berapa kali dia edit. Entah kenapa, meski setiap pertanyaannya seringkali hanya direspon sebuah jawaban singkat atau bahkan tanpa jawab oleh Sam, Meera tetap Meera, yang selalu berusaha berkomunikasi dengan hangat, pada siapapun. Dan Meera tetaplah Meera, yang sebenarnya setiap hari selalu ingin bertanya pada Sam, "Kamu apa kabar?"
------------------------
Keukenhof adalah sebuah taman bunga terbesar di dunia yang terletak di Zuid Holland, sekitar 30 menit dari Stasiun Leiden Centraal.
------------------------
(to be continued)
------------------------
#ceritafiksi002 #meerasam #campdemars #eiffel #paris #30haribercerita #30hbc1716 @30hariberceritaDen Haag
KURHAUS
-----------------
Kamu pasti pernah membaca tentang DEN HAAG. Kota di mana hampir 68 tahun yang lalu, Kerajaan Belanda menyerahkan kedaulatan Indonesia pada Republik Indonesia Serikat melalui Konferensi Meja Bundar (KMB). Dan gedung di foto itu, gedung yang bernama "Kurhaus" adalah tempat di mana KMB diselenggarakan 23 Agustus - 2 Nopember 1949.
.
Gedung itu terletak di tepi Pantai Scheveningen. Sebuah pantai yang terletak di sisi timur Den Haag, sekitar 20 menit dari Stasiun Den Haag Centraal.
.
Di sebuah kafe di depan Kurhaus, Sarah-Atma-Sam-Meera menikmati secangkir kopi sambil mengenang masa-masa sekolah mereka. Masa di mana Den Haag hanya mereka temukan di buku sejarah.
.
Mereka bukan orang-orang sering menghabiskan waktu di kafe, tapi kali ini daripada berdamai dengan dingin dan angin, mereka lebih memilih untuk menunggu di kafe. Mereka menunggu untuk menyaksikan festival kembang api yang akan diadakan malam itu.
.
Obrolan ringan tentang masa sekolah itu tiba-tiba berganti menjadi obrolan yang super berat, ketika tiba-tiba Sarah bertanya pada Sam dan Meera, "Kenapa kalian nggak jadian aja?"
.
"Iya, jadian aja deh, aku yakin kalian cocok.", sambung Atma.
⬇
Sam, "Saya orang minang, ketika saya menikah beda suku, tanah suku kami harus dihibahkan ke orang lain, sementara ada keluarga kami yang masih butuh tanah suku itu. Hidup untuk menolong keluarga kami, adalah pilihan hidup saya."
⬇
Meera, "Di usiaku saat ini, aku sudah mendapatkan lebih dari yang aku minta pada Tuhan. Dan jika aku meminta padaNya untuk berjodoh dengan Sam, itu seperti aku meminta dunia dan seisinya. Hidup dengan menerima apa yang diberikan Tuhan padaku, adalah pilihan hidupku."
.
Sejenak Meera menghentikan bicaranya. "Tapi jika saat ini aku masih 23 tahun, mungkin aku akan memperjuangkan Sam.", lanjutnya.
-----------------
Tujuan yang sama memang mempertemukan orang-orang dalam perjalanan, tapi bukan berarti memastikan mereka untuk dapat berjalan bersama..
-----------------
#ceritafiksi003 #meerasam #denhaag #scheveningen #30haribercerita #30hbc1718 @30hariberceritaMaastricht - January, 24th, 2017
----------------------------------
"Hai saya Sam"
"Aku Meera, m-e-e-r-a"
.
"Meera, nama yang unik, artinya?"
"Lautan"
.
"Kita sama, tapi saya lebih luas. Saya Samudra"
----------------------------------
Episode perkenalan itu melintas di ingatan Meera. Pertemuan pertamanya dengan Sam, di sebuah kereta menuju Maastricht dua tahun yang lalu.
.
Maastricht adalah sebuah kota di bagian selatan Belanda. Kota yang tidak jauh dari sebuah desa di mana terdapat titik tiga negara (drielandenpunt), Belanda-Belgia-Jerman. Di kota itulah, Meera menghabiskan masa dua tahun, menjadi salah satu mahasiswa internasional di Universiteit Maastricht, the 14th most international university in the world.
----------------------------------
Dan di sebuah bangku di seberang barisan pepohonan, di salah satu sudut kota Maastricht, Meera kembali teringat percakapannya dengan Sam di Leiden tadi malam.
.
Aku Lautan dan dia Samudra.
Jangankan menerka dasarnya, bahkan gelombangnya pun tak terlihat, tersembunyi dengan sangat rapi.
.
Aku Lautan dan dia Samudra.
Dan mungkin itu yang membuatku tetap bertanya, bahkan ketika dia telah memagari dirinya, tanpa satupun pintu yang mengijinkan aku masuk ke dalamnya.
.
Aku Lautan.
Yang terlambat menyadari.
Bahwa Samudra tak akan pernah mengirimkan gelombang untuknya.
----------------------------------
Sebuah pesan masuk membuat Meera berhenti menulis.
.
Dari: Sam
Meera maafkan saya.
Bukan karna kamu tak baik.
Kamu baik, bahkan sangat baik.
Ini tentang prinsip hidup saya.
----------------------------------
#ceritafiksi004 #meerasam #lautandansamudra #maastricht #30haribercerita #30hbc1724 @30hariberceritaChain Bridge, Budapest
---------------------
Sarah-Atma-Rei-Sam-Meera menghabiskan akhir summer dengan menyusuri lorong-lorong kota di Eropa Tengah, dan Budapest menjadi salah satu kota yang mereka singgahi.
.
Budapest adalah ibukota Hungaria.
Kota yang konon katanya salah satu yang terindah di Eropa.
Bukan hanya indah tapi juga punya sejarah romantis.
.
Kamu lihat jembatan di foto itu?
Itu adalah Chain Bridge, sebuah jembatan yang sejak tahun 1849 menyatukan dua kota dengan karakter berbeda, Buda yang kuno dan Pest yang modern, yang dipisahkan oleh sungai Danube.
.
Dan di perjalanan menuju Buda Castle, Sam mengiringi langkah Meera yang tertatih karena cedera di kakinya.
Sarah, Atma, dan Rei justru sengaja meninggalkan mereka berjalan berdua, di tengah keramaian para turis yang mendaki Castle Hill.
.
Meera, "Bukan cuma kamu yang tidak nyaman kalau ditanya kenapa nggak suka orang Jawa. Saya juga lelah ditanya kenapa nggak suka orang Padang. Padahal mereka tahu bahwa jalan kita seratus persen berbeda. Tapi sepertinya ini akan selalu jadi topik wajib, entah sampai kapan. Ah, di luar itu semua, mereka sahabat saya. Dan saya harus melihat ini sebagai bentuk perhatian."
.
Sam, "Ya masak sahabat nggak ada kekurangan. Dan siapa tahu, nanti kita jodoh."
---------------------
📷 budapest
---------------------
#ceritafiksi005 #meerasam #chainbridge #budapest #hungary
Senin, 20 Februari 2017
Lautan dan Samudra (Meera-Sam)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar