Rabu, 13 Mei 2015

Dear Ibu

Ibu pasti iri dengan ibu-ibu lain yang dengan bangga menceritakan anak perempuannya yang akan segera menikah, dan ibu mungkin lelah menjawab pertanyaan mereka tentang kapan anak perempuan kedua ibu akan segera menyusul. Juga dengan ibu-ibu lain yang dengan sangat bahagia menceritakan tentang kelucuan cucu-cucunya, atau kehamilan anak perempuanya, sementara ibu hanya bisa menjadi pendengar setia. Maafkan jika itu membuat ibu malu.

Ibu, ijinkan aku mencintaimu dengan apa yang bisa aku upayakan saat ini, dengan berupaya menjadi anak sholeh, yang lebih ontime sholatnya, yang lebih rajin puasanya, yang lebih rutin sholat sunnahnya, dan yang selalu menghiasi doa-doa dengan namamu.

Ibu, ijikan aku mencintaimu dengan apa yang bisa kuupayakan saat ini, dengan berupaya selalu pulang tiap akhir pekan dan membantu pekerjaan-pekejaan di rumah, meskipun kadang lupa.

Ibu, ijinkan aku mencintaimu dengan apa yang bisa aku upayakan saat ini, dengan berupaya mewujudkan mimpimu ke Baitulloh, tempat di mana ibu sangat ingin melangitkan doa.

Ibu, ijinkan aku mencintaimu dengan apa yang bisa aku upayakan saat ini, dengan berupaya menjadi penghafal Qur’an dan menganugerahkan mahkota emas kelak d surgaNya.

Ibu, jika aku belum menikah sampai saat ini, bukan karena aku tidak ingin membahagiakan ibu, tapi memang mungkin kita masih harus menunggu saat seorang laki-laki datang ke rumah untuk memintaku pada bapak dan ibu. Aku tahu ibu sangat mengerti bahwa semua sudah tertulis di Lauhul Mahfuz, tapi terkadang menahan diri untuk tidak membandingkan takdir kehidupan kita dengan orang lain memang tidak mudah.

Ibu, ijinkan aku mencintaimu dengan apa yang bisa aku upayakan saat ini, dengan berupaya memantaskan diri untuk menjadi jodoh dari seorang laki-laki baik yang mencintaiku dan mencintai keluarga kita karena cintanya pada Alloh.


Semoga Alloh karuniakan kesabaran tak terbatas untuk ibu, “Alloh memilih ibu karena ibu lebih kuat dari ibu-ibu yang lain..."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar