Ibu pasti iri dengan ibu-ibu lain yang dengan bangga
menceritakan anak perempuannya yang akan segera menikah, dan ibu mungkin lelah
menjawab pertanyaan mereka tentang kapan anak perempuan kedua ibu akan segera
menyusul. Juga dengan ibu-ibu lain yang dengan sangat bahagia menceritakan
tentang kelucuan cucu-cucunya, atau kehamilan anak perempuanya, sementara ibu
hanya bisa menjadi pendengar setia. Maafkan jika itu membuat ibu malu.
Ibu, ijinkan aku mencintaimu dengan apa yang bisa aku upayakan
saat ini, dengan berupaya menjadi anak sholeh, yang lebih ontime sholatnya,
yang lebih rajin puasanya, yang lebih rutin sholat sunnahnya, dan yang selalu
menghiasi doa-doa dengan namamu.
Ibu, ijikan aku mencintaimu dengan apa yang bisa kuupayakan
saat ini, dengan berupaya selalu pulang tiap akhir pekan dan membantu
pekerjaan-pekejaan di rumah, meskipun kadang lupa.
Ibu, ijinkan aku mencintaimu dengan apa yang bisa aku
upayakan saat ini, dengan berupaya mewujudkan mimpimu ke Baitulloh, tempat di
mana ibu sangat ingin melangitkan doa.
Ibu, ijinkan aku mencintaimu dengan apa yang bisa aku
upayakan saat ini, dengan berupaya menjadi penghafal Qur’an dan menganugerahkan
mahkota emas kelak d surgaNya.
Ibu, jika aku belum menikah sampai saat ini, bukan karena aku
tidak ingin membahagiakan ibu, tapi memang mungkin kita masih harus menunggu
saat seorang laki-laki datang ke rumah untuk memintaku pada bapak dan ibu. Aku
tahu ibu sangat mengerti bahwa semua sudah tertulis di Lauhul Mahfuz, tapi
terkadang menahan diri untuk tidak membandingkan takdir kehidupan kita dengan
orang lain memang tidak mudah.
Ibu, ijinkan aku mencintaimu dengan apa yang bisa aku
upayakan saat ini, dengan berupaya memantaskan diri untuk menjadi jodoh dari
seorang laki-laki baik yang mencintaiku dan mencintai keluarga kita karena
cintanya pada Alloh.
Semoga Alloh karuniakan kesabaran tak terbatas untuk ibu,
“Alloh memilih ibu karena ibu lebih kuat dari ibu-ibu yang lain..."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar