Apa visi duniamu?
Apa visi akhiratmu?
Dua pertanyaan ini menohok hati seorang mantan gadis kecil. Di usianya yang menjelang 28, dia masih belum punya jawaban yang jelas untuk kedua pertanyaan itu.
Jumat, 24 April 2015
Senin, 20 April 2015
REVISI DOA ATAU DIRI?
“Ya Allah karuniakanlah kami suami yang sholeh, yang bisa membimbing
kami menjadi seorang mujahidah yang mencintaiMu lebih dari segalanya”
Doa itu yang selalu kupanjatkan
selama bertahun-tahun, sampai akhirnya aku berfikir, apa doa itu yang membuat
kita sampai sekarang belum dipertemukan. Bisa jadi benar apa yang dikatakan
orang-orang kalau standarku ketinggian, meski beda standar tinggi menurut
definisi mereka dan definisiku sih. Aku yang biasa-biasa saja tapi mengajukan
permintaan dengan standar yang cukup tinggi. Rabb, apa hamba harus merevisi doa
itu…?
“Ya Allah sandingkanlah kami dengan belahan jiwa pilihanMu”
Doa yang diajarkan Pak Mario
Teguh ini menjadi alternative ketika aku mulai ragu dengan poin yang aku minta
di doa yang sebelumnya. Dalam doa ini aku tidak mengajukan poin apapun, pasrah
tentang siapa yang akan dipilihkan Allah untukku. Ya, aku yakin pilihan
Allah-lah yang paling tepat. But wait, it
doesn’t mean that you just stay and wait without doing something. Iya ya
pastinya aku pengen Allah memilihkan belahan jiwa yang baik untuk disandingkan
denganku, yang artinya aku-pun harus jadi orang baik dulu.
KalaU begitu, bagaimana jika
menggabungkan doa yang pertama dan yang kedua? Rabb, mungkin hamba belum layak
meminta “seorang laki-laki yang sholeh,
yang bisa membimbing hamba menjadi mujahidah yang mencintaiMu lebih dari
segalanya” menjadi belahan jiwa yang
Engkau pilihkan untukku, tapi ijinkan dan mudahkan hamba merevisi diri daripada
merevisi doa
“Ya Allah karuniakanlah kami suami yang sholeh, yang bisa membimbing
kami menjadi seorang mujahidah yang mencintaiMu lebih dari segalanya”
“Ya Allah sandingkanlah kami dengan belahan jiwa pilihanMu”
“Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyatina qurrata a’yun waj’alna
lil muttaqqina immamaa”
MEWUJUDKANMU
“Mewujudkanmu kadang menguras perasaan, membuatku harus patah
berkali-kali, membuatku harus belajar definisi-definisi baru” ~(adaptasi) Suara
Cerita
Banyak yang jalannya mudah, tapi
tak sedikit yang berliku, mungkin kita termasuk ke dalam golongan yang kedua,
yang harus menempuh jalan berliku untuk saling menemukan. Ah…, adam dan hawa
juga perlu waktu yang sangat lama untuk bertemu kembali setelah berpisah
ratusan tahun. Dan akhirnya Jabal Rahmah menjadi saksi pertemuan mereka. Semoga
kita tetap sabar dan terus berusaha…
Mungkin terkadang kamu merasa
lelah, seperti aku merasa lelah, lelah pada pertanyaan orang-orang, tapi semoga
hal itu tidak membuat kita lelah berharap padaNya. Ya, hanya padaNya, karna
berharap dan meminta pertolongan pada manusia tidak jarang justru mengecilkan
hati.
“Siapa
sih yang berani sama mbak-mbak M.Pd. plus M.Sc.?”
"Aku
mana punya teman yang sesuai standar kamu. Sudahlah, tidak ada manusia yang
sempurna, ayo cepet nikah dan punya anak, kata orang melahirkan di atas usia 30
th itu berbahaya lho”
“Maaf temenku mundur setelah tau
background pendidikan kamu.”
“Pasang foto profil yang paling
cantik ya biar temenku tertarik”
Entahlah,
mungkin hatiku yang terlalu sempit sehingga respon-respon seperti itu membuat
dadaku terasa semakin sesak, atau mungkin aku yang salah karna tak seharusnya
bercerita dan mengharap pertolongan mereka. Hanya kepada Allah-lah seorang
hamba bercerita dan meminta…
Langganan:
Postingan (Atom)