Kenapa seorang yang baik tega melukai?
Ketegaan yang terlihat dilakukan dengan cukup ringan, yang mungkin baginya akan begitu saja terhapus oleh kata maaf.
Tapi maaf tak akan mampu menyembuhkan luka kan?
Maaf hanyalah kata untuk membuat seseorang mengikhlaskan apa yang telah dilakukan orang lain padanya, tidak untuk menyembuhkan luka.
Dan memaafkan hanyalah mencabut sebuah paku, tidak menutup lubang yang ditinggalkan oleh paku itu.
Kenapa seorang yang baik tega melukai?
Apakah "untuk memilih yang terbaik" bisa menjadi syarat cukup untuk bermain-main dengan hati manusia?
Ahhh mungkin baginya itu tidak bermain-main, tapi justru sebuah ikhtiar mencari pembanding, sehingga akhirnya bisa mendapatkan yang terbaik.
Kenapa seorang yang baik tega melukai?
Apa karena ukuran baik itu berbeda? dan ukuran melukai atau tidak itu juga berbeda?
Atau mungkin karena seseorang itu tidak benar-benar baik?
Entahlah..